Penyakit Gigi Karang (Tartar): Penyebab dan Pengobatannya

Gigi karang atau yang sering disebut juga tartar adalah lapisan keras yang terbentuk pada permukaan gigi akibat penumpukan plak yang tidak dibersihkan dengan baik. Plak itu sendiri adalah lapisan tipis yang terdiri dari bakteri, sisa makanan, dan air liur, yang jika tidak dibersihkan, bisa mengeras dan berubah menjadi tartar. Tartar dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan mulut, termasuk gusi bengkak, bau mulut, dan bahkan penyakit gusi yang lebih serius. Oleh karena itu, penting untuk mengenali penyebab, gejala, dan cara pengobatannya untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut.

Penyebab Gigi Karang (Tartar)

Tartar terbentuk ketika plak yang menempel di gigi mengeras karena mineralisasi yang terjadi di dalam air liur. Proses ini biasanya memerlukan waktu beberapa hari hingga beberapa minggu, tergantung pada kebiasaan menjaga kebersihan mulut. Berikut adalah beberapa faktor yang dapat menyebabkan atau mempercepat pembentukan tartar:

  1. Kurangnya Perawatan Gigi yang Baik
    Jika Anda tidak menyikat gigi secara teratur, plak akan terus menumpuk dan akhirnya mengeras menjadi tartar. Ini dapat terjadi jika Anda hanya menyikat gigi sekali atau dua kali sehari, atau jika teknik menyikat Anda tidak efektif dalam menghilangkan plak.
  2. Diet Tidak Sehat
    Makanan yang mengandung banyak gula dan karbohidrat dapat memberikan makanan bagi bakteri penyebab plak. Makanan dan minuman manis, terutama yang lengket, lebih mudah menempel di gigi dan memberikan waktu yang lebih lama bagi plak untuk berkembang.
  3. Merokok atau Penggunaan Tembakau
    Penggunaan tembakau, baik dalam bentuk rokok maupun produk tembakau lainnya, dapat mempercepat pembentukan tartar. Selain itu, merokok juga dapat menurunkan efektivitas pertahanan alami mulut terhadap bakteri.
  4. Keturunan
    Beberapa orang mungkin memiliki kecenderungan genetik untuk menghasilkan lebih banyak plak atau memiliki air liur yang lebih banyak mengandung mineral yang dapat mempercepat pembentukan tartar.
  5. Kondisi Medis Tertentu
    Beberapa kondisi medis, seperti diabetes atau gangguan kelenjar air liur, dapat mempengaruhi kebersihan mulut dan meningkatkan risiko pembentukan tartar.
  6. Kebiasaan Kebersihan Mulut yang Buruk
    Tidak menggunakan benang gigi (dental floss), tidak menggunakan obat kumur antibakteri, atau tidak menjalani pemeriksaan gigi rutin dapat meningkatkan risiko tartar karena bakteri akan lebih mudah berkembang di celah-celah gigi yang sulit dijangkau.

Gejala Gigi Karang (Tartar)

Gigi karang biasanya tidak langsung menimbulkan rasa sakit, tetapi bisa menyebabkan berbagai gejala yang menunjukkan adanya masalah dengan kebersihan gigi dan mulut, antara lain:

  1. Bau Mulut
    Salah satu gejala yang paling umum dari tartar adalah bau mulut yang tidak sedap, yang disebabkan oleh bakteri yang berkembang di permukaan gigi.
  2. Gusi Berdarah
    Gusi yang meradang atau berdarah ketika menyikat gigi atau menggunakan benang gigi merupakan tanda awal dari masalah gusi yang disebabkan oleh penumpukan tartar.
  3. Gusi Bengkak dan Merah
    Pembentukan tartar dapat menyebabkan iritasi pada gusi, yang mengarah pada gingivitis, yaitu peradangan ringan pada gusi yang ditandai dengan gusi merah, bengkak, dan mudah berdarah.
  4. Permukaan Gigi Kasar
    Gigi yang memiliki tartar biasanya terasa kasar saat diraba dengan lidah. Permukaan kasar ini dapat menahan lebih banyak plak, yang kemudian memperburuk kondisi tartar.
  5. Perubahan Warna Gigi
    Tartar dapat menyebabkan gigi berubah warna, terutama yang terletak di dekat garis gusi. Tartar biasanya berwarna kuning atau coklat, tetapi bisa juga menjadi lebih gelap seiring waktu.
  6. Infeksi Gusi (Periodontitis)
    Jika tidak ditangani, tartar dapat menyebabkan peradangan dan infeksi pada gusi yang lebih parah, yang dikenal dengan periodontitis. Infeksi ini dapat merusak jaringan penyangga gigi dan menyebabkan gigi goyah.

Pengobatan Gigi Karang (Tartar)

Pengobatan gigi karang biasanya dilakukan oleh dokter gigi. Untuk mengatasi masalah tartar, berikut adalah beberapa langkah yang biasa dilakukan:

  1. Pembersihan Gigi Profesional (Scaling)
    Proses pertama yang harus dilakukan untuk menghilangkan tartar adalah dengan pembersihan gigi profesional, yang dikenal dengan istilah scaling. Scaling dilakukan dengan menggunakan alat khusus yang dapat menghilangkan tartar yang menempel pada gigi, baik di atas maupun di bawah garis gusi. Pembersihan ini biasanya dilakukan oleh dokter gigi atau hygienist gigi.
  2. Root Planing (Perawatan Akar Gigi)
    Pada kasus tartar yang lebih parah, terutama yang sudah merusak jaringan gusi atau menyebabkan penyakit gusi, dokter gigi mungkin akan melakukan root planing. Prosedur ini melibatkan pembersihan tartar dan plak yang menempel pada akar gigi dan di bawah garis gusi untuk mencegah infeksi lebih lanjut.
  3. Perawatan Gusi
    Jika tartar telah menyebabkan masalah pada gusi seperti gingivitis atau periodontitis, dokter gigi mungkin juga akan meresepkan obat kumur antibakteri atau memberikan perawatan gusi untuk mengurangi peradangan dan infeksi.
  4. Antibiotik
    Jika ada infeksi yang sudah menyebar pada jaringan gusi atau tulang penyangga gigi, dokter gigi mungkin akan meresepkan antibiotik untuk membantu mengatasi infeksi.
  5. Perawatan Lanjutan untuk Penyakit Gusi
    Pada kasus periodontitis yang lebih serius, prosedur bedah mungkin diperlukan untuk mengangkat jaringan gusi yang terinfeksi atau untuk memperbaiki kerusakan pada tulang penyangga gigi.

Pencegahan Gigi Karang (Tartar)

Untuk mencegah terbentuknya tartar, perawatan gigi yang baik dan kebiasaan menjaga kebersihan mulut sangat penting. Berikut adalah beberapa tips untuk mencegah pembentukan tartar:

  1. Sikat Gigi Secara Teratur
    Menyikat gigi setidaknya dua kali sehari dengan pasta gigi yang mengandung fluoride dapat membantu menghilangkan plak sebelum mengeras menjadi tartar. Jangan lupa untuk menyikat gigi secara menyeluruh, termasuk bagian belakang gigi dan lidah.
  2. Gunakan Benang Gigi
    Menggunakan benang gigi setiap hari sangat penting untuk membersihkan sisa-sisa makanan dan plak yang menempel di antara gigi, tempat yang tidak bisa dijangkau oleh sikat gigi.
  3. Gunakan Obat Kumur Antibakteri
    Obat kumur yang mengandung bahan antibakteri dapat membantu membunuh bakteri penyebab plak dan mengurangi risiko pembentukan tartar.
  4. Kunjungi Dokter Gigi Secara Rutin
    Lakukan pemeriksaan dan pembersihan gigi secara rutin setiap 6 hingga 12 bulan sekali. Pemeriksaan gigi rutin akan membantu mendeteksi tartar sejak dini dan mencegah perkembangan penyakit gusi.
  5. Hindari Makanan Manis dan Lengket
    Batasi konsumsi makanan yang mengandung banyak gula, karbohidrat olahan, dan makanan lengket yang dapat meningkatkan risiko pembentukan plak.
  6. Berhenti Merokok
    Merokok meningkatkan risiko pembentukan tartar dan penyakit gusi, serta mengganggu kemampuan tubuh untuk melawan infeksi. Jika Anda merokok, berhenti dapat membantu mencegah masalah gigi dan mulut lebih lanjut.

Kesimpulan

Gigi karang atau tartar adalah lapisan keras yang terbentuk akibat penumpukan plak yang tidak dibersihkan dengan baik. Tartar dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan mulut, seperti gusi berdarah, bau mulut, dan penyakit gusi yang lebih serius. Pengobatan untuk tartar biasanya melibatkan pembersihan gigi profesional oleh dokter gigi, dan dalam beberapa kasus, prosedur tambahan seperti root planing atau perawatan gusi mungkin diperlukan. Pencegahan tartar yang paling efektif adalah dengan menjaga kebersihan mulut yang baik melalui menyikat gigi secara teratur, menggunakan benang gigi, dan mengunjungi dokter gigi secara rutin.